Latest Entries »

Waktu
Hari : Sabtu 23-Oktober 2010 20:30 – Minggu pukul 1:00
Waktu : 20:30 – 1:00
Tempat : JL.RAYA GROGOL, LIMO – DEPOK

Beberapa hadis Rasulullah saw menunjukkan kelebihan Bulan Rajab:

1.Hendaklah kamu memuliakan bulan Rajab, niscaya Allah memuliakan kamu dengan seribu kemuliaan di hari kiamat.
2.Bulan Rajab bulan Allah, bulan Sya’ban bulanku, dan bulan Ramadhan bulan umatku.
3.Kemuliaan Rajab dengan malam Isra’ Mi’rajnya, Sya’ban dengan malam nisfunya dan Ramadhan dengan Lailatul-Qadarnya.
4.Puasa sehari dalam bulan Rajab mendapat syurga yang tertinggi (Firdaus). Puasa dua hari dilipat gandakan pahalanya.
5.Puasa 3 hari pada bulan Rajab, dijadikan parit yang panjang yang menghalangnya ke neraka (panjangnya setahun perjalanan).
6.Puasa 7 hari pada bulan Rajab, ditutup daripadanya 7 pintu neraka.
7.Puasa 16 hari pada bulan Rajab akan dapat melihat wajah Allah di dalam syurga, dan menjadi orang yang pertama menziarahi Allah dalam syurga.
8.Kelebihan bulan Rajab dari segala bulan ialah seperti kelebihan Al-Quran keatas semua kalam (perkataan).
9.Puasa sehari dalam bulan Rajab seumpama puasa empat puluh tahun dan beri minum air dari syurga.
10.Bulan Rajab Syahrullah (bulan Allah), diampunkan dosa orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya. Puasa dalam bulan Rajab, wajib bagi yang berpuasa itua.Diampunkan dosa-dosanya yang lalu. Dipelihara Allah umurnya yang tinggal.Terlepas daripada dahaga di akhirat.
11.Puasa pada awal Rajab, pertengahannya dan pada akhirnya, seperti puasa
sebulan pahalanya.
12.Siapa bersedekah dalam bulan Rajab, seperti bersedekah seribu dinar,dituliskan kepadanya pada setiap helai bulu roma jasadnya seribu kebajikan, diangkat seribu derjat, dihapus seribu kejahatan.

Habib Umar bin Hafidz dari Tarim,Hadhramaut, setelah meminta pertimbangan kepada Al-Alamah Habib AnisAl-Habsyi,
mengubah nama majelis ta’lim itu menjadi “Nurul Muthofa”.

Habib Hasan adalah anak sulung Habib Ja’far Assegaf yang lahir diBogor pada 26 Februari 1977. Ia mendapat pendidikan awal dari ayahnya,kemudian meneruskan ke Pesantren Darul Hadits dan Darut Tauhid diMalang selama tiga tahun. Setelah itu ia juga sempat mengambil kuliahdi IAIN Sunan Ampel, Malang.

Tahun 1998, Habib Hasan membukasekaligus memimpin Majelis Ta’lim Al-Irfan. Pengajian digelar dikediamannya, di Bogor, tepat di belakang rumah Habib Kramat Empang,Bogor.
Pada suatu malam, setelah shalat Istikharah dansebelumnya melakukan ziarah ke makam kakeknya, Habib Abdullah binMuhsin Alattas, di Bogor, Habib Hasan bermimpi. “Ana bermimpi bertemuHabib Kuncung (Habib Ahmad bin Alwi Al-Haddad). Dalam mimpi itu HabibKuncung berkata agar ana berdakwah di Jakarta,” tutur Habib Hasan.

Menyadari bahwa saran itu datang dari habib kharismatis yang sudah tiada, Habib Hasan pun memulai dakwahnya di Jakarta.Cahaya Manusia Pilihan awalnya dia berkeliling dari rumah ke rumah murid-muridnya.

Enam bulan kemudian, seorang jama’ah datang kepadanya dengan membawa seorangpria berumur separuh baya. Pria itu minta agar Habib Hasan bersediamengobati kakinya.”Ketika itu ana bingung, karena ana belumpernah menangani hal demikian,” kenangnya. Namun, karena tidak inginmengecewakan tamunya, Habib Hasan kemudian mengambil sebotol air putihdan membacakan Ratib Alattas. Botol itu kemudian diserahkan kepada sisakit dengan pesan agar diminum setibanya di rumah.”Dua hari kemudian orang itu kembali kemari dalam keadaan sembuh,” ujar Habib Hasan.

Entah bagaimana, rupanya peristiwa itu menyebar sehingga nama Habib Hasandikaitkan dengan hal-hal yang bersifat mistis dan supranatural. Namunyang jelas, sejak itu, jama’ahnya pun bertambah secara signifikan,menjadi seratus orang.
Awal 1999, Habib Umar bin Hud Cipayungwafat. Habib Umar adalah teman kakek Habib Hasan. Untuk menghormatiteman kakeknya itu, Habib Hasan mencium kening almarhum dan berdoa, “YaAllah, jadikan aku seperti almarhum dalam hal ilmu dan amal.”

Satu bulan kemudian, jama’ah bertambah lagi, menjadi empat ratus orang,karena pertambahan jama’ah yang cukup besar itu, pada akhir tahun 1999, atassaran H. Jamalih bin H. Piun, sesepuh setempat, ia memindahkan tempat ta’lim ke Masjid Al-Ahyar di Kampung Kandang.Ketika saran itu dilaksanakan, yang hadir ada sekitar lima ratus orang.Selanjutnya,jalan lebar seperti terbuka dengan sendirinya. Masjid-masjid sekitarCilandak membuka pintunya lebar-lebar untuk menampung acara majelista’lim Al-Irfan.

Tahun 2000, jama’ahnya bertambah lagi menjadi sekitar delapan ratus orang, yang berdatangan dari seluruh penjuru Jakarta.Melihat hal itu, Habib Umar bin Hafidz dari Tarim, Hadhramaut, setelah memintapertimbangan kepada Al-Alamah Habib Anis Al-Habsyi, mengubah namamajelis ta’lim itu menjadi “Nurul Muthofa”, yang maknanya “CahayaManusia Pilihan”.Dua tahun kemudian, 2002, syiar majelis ta’limNurul Musthofa kian meluas. Mulai dari Warung Buncit, Mampang Prapatan,Kuningan, Kalibata, hingga Kreo. Jumlah jama’ahnya pun bertambah,menjadi sekitar dua ribu orang.

Tahun 2003, Majelis Ta’lim NurulMusthofa dikunjungi ulama-ulama besar, seperti Habib Abdul QadirAl-Masyhur dari Makkah, Habib Zain bin Ibrahim bin Smith dan putranya,Habib Muhammad, dari Madinah, juga Habib Salim Asy-Syatiri dari Tarim,Hadhramaut.

Taqwa

Taqwa itu adalah wasiat Allah SWT untuk pendahulu kita ataupun sampai saat ini. Bagaimana yang di dalam Firman Allah SWT di dalam Surat An-Nisa yang artinya adalah “Sesungguhnya telah Allah SWT wasiatkan pada ahli kitab sebelum engkau, sebelum Nabi Muhammad SAW dan juga sebelum pada Nabi-Nabi sebelumna untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT, kenapa? Karena tidak ada kebaikan yang cepat ataupun lambat yang terlihat ataupn yang tidak terlihat itu kebaikan-kebaikan terkumpul di dalam taqwa kepada Allah SWT dan taqwa ini adalah taqwa menuju jalan kebaikan dan kebaikan dari Allah SWT, dengan bertaqwa maka akan mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. Wasillah kita mendapatkan kebaikan yaitu kita bertaqwa kepada Allah SWT, dan tidak ada kejelekan yang cepat ataupun lambat yang tampak ataupun tidak tampak, taqwalah yang dapat membentengi kejelekan-kejelekan tersebut dan taqwalah yang dapat menjauhkan kita dari kejelekan-kejelekan.dari kejelekan-kejelekan maksiat kepada Allah SWT, dengan taqwa kita di bentengi oleh Allah SWT dan selamat dari kejelekan-kejelekan tersebut ini di akibatkan kita bertaqwa dengan Allah SWT.

Hancurnya umat terdahulu seperti kaum Saba karena mereka tidak mensyukuri atas nikmat-nikmat yang Allah SWT telah berikan kepada mereka. Oleh karena itu Allah SWT mengulang-ulangi sampai 33 kali didalam surat ArRohman ayat yang berbunyi “nikmat apalagi yang kalian dustakan” karena bersyukur merupakan bukti dari ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Al imam Abdulmalik Al Qusyairi ra berkata “Bukanlah orang yang takut kepada Allah SWT itu adalah orang yang takut hingga menangis dan mengusap air matanya akan tetapi orang yang takut kepada Allah SWT adalah orang yang takut berbuat sesuatu yang mana perbuatan itu akan menyebabkan turunnya azab dari Allah SWT.”

Al Imam Ali bin Abi talib pernah berkata ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah

1.) Takut kepada Allah SWT

2.) Mengamalkan ajaran-ajaran yang ada di AlQur’an

3.) Rela Menerima apa adanya terhadap apa yang Allah SWT berikan kepada kita

4.) Bersiap-siap menghadapi kematian